Menurut Olson & Fowers (dalam Saragih, 2003), kepuasan perkawinan dapat dilihat dari area-area yang mencakup : Communication, Leisure Activity, Religious Orientation, Conflict Resolution, Financial Management, Sexual Orientation, Family and Friends, Children and Parenting, Personality Issue dan Egalitarian Role. Keluarga-keluarga yang mempunyai anak autis menghadapi kondisi yang lebih rumit dan sulit. Ekstra perhatian dan investasi waktu yang diberikan oleh orangtua kepada anaknya pasti akan berdampak pada pola interaksi diantara pasangan suami istri. Misalnya pada frekuensi interaksi, komunikasi, pembagian peran, cara penyelesaian konflik, kedekatan fisik maupun emosional (keintiman), kehidupan seksual dan lain-lain, yang akhirnya mempengaruhi kepuasan perkawinan pada masing-masing pasangan (The Impact of Autism On The Family, 2006).
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan wawancara dan observasi pada saat wawancara sebagai metode pengumpulan data. Responden merupakan 4 orang dari orangtua yang memiliki anak autis yang berdomisili di Nanggroe Aceh Darussalam dan diambil dengan menggunakan tehnik key person.
Dari penelitian ini diketahui bahwa setiap responden merasa bahagia dan puas dengan perkawinannya dengan sumber kebahagiaan dan kepuasan yang berbeda-beda. Responden 1 merasa puas karena ia merasakan berbagai kemajuan dalam hidupnya, responden 2 merasa puas karena semua pihak telah saling membantu satu sama lain, responden 3 merasa puas karena komunikasi dan kondisi keuangannya memadai dan responden 4 merasa puas karena ia menjadi lebih dekat dan mampu menjalin komunikasi yang baik dengan pasangannya.
Panduan DOWNLOAD Kumpulan Skripsi super lengkap mulai dari cover, halaman pendahuluan, BAB I s.d BAB VI, penutup, lampiran, sampai daftar pustaka dan lampiran. Skripsi Psikologi Kepuasan Perkawinan Pada Orang Tua Yang Memiliki Anak Autis Di Nangroe Aceh Darussalam.
0 komentar:
Posting Komentar